Welcome ......

Selamat Datang Sahabat.
Salam berbagi senantiasa
Blog ini diciptakan sebagai sarana berbagi ilmu dan berisi seputar pemikiran saya serta beberapa quote juga dari beberapa kawan lainnya.
Selamat menikmati ...
Salam

Iwan Ketan
===================================================

Senin, 07 Juni 2010

Re: Mengapa Opini kita ditolak?(Quantum Persuasion Series)

Assalamualaykum wr wb
Selamat pagi Sahabat


Bagiamana kabar anda hari ini?

Semoga Tuhan Pencipta alam senantiasa memberikan kemudahan kita dalam menjalani kehidupan.


Seperti yang telah kita ketahui bersama bahwa dalam keseharian kehidupan, manusia tidak bisa terlepas dari komunikasi. Komunikasi menjadi bagian yang penting dalam aktifitas baik untuk anda seorang pekerja, pejabat, guru, mahasiswa bahkan ibu rumah tangga tidak lepas dari komunikasi. Sehingga komunikasi menjadi hal yang begitu urgen karena dia menjadi jembatan penghubung antara anda dengan orang-orang di sekitar anda.

Baru-baru ini kita telah menyaksikan bersama di media bahwa wakil kita di parlemen  sedang berusaha meminta "jatah" untuk menyampaian aspirasi dengan nilai yang tidak sedikit tentunya. Banyak dukungan dan lebih banyak lagi kecaman yang mengalir kepada mereka.

"Terasa janggal ketika wakil rakyat yang berada di sisi legislatif berusaha memainkan sisi eksekutif", ujar beberapa pakar menimpali usulan tersebut


Namun tulisan saya  kali ini tidak menyoroti tentang wakil kita tersebut, melainkan saya tertarik membahas fenomena proses komunikasi yang disampaikan oleh sang wakil rakyat tersebut, mengapa bisa ditolak oleh banyak pihak.


Mungkin kita pernah mengalami bersama tatkala kita memberikan opini malah kecaman/sanggahan kita terima.
Uniknya mungkin pula ada opini yang ditolak ketika kita sampaikan itu tapi malah diterima ketika  opini tersebut disampaikan oleh sahabat kita atau orang lain bahkan.

Coba bayangkan jika itu terjadi pada diri anda yang menjabat sebagai pimpinan, baik itu di meja kerja ataupun di tempat lainnya. Mungkin sangat tidak mengenakkan ketika anda memberi opini namun malah ditentang oleh bawahan anda.


Mengapa itu bisa terjadi?

Menurut penelitian yang menggeluti bidang Mind Technology Modern seperti Hypnosis, Neuro Linguistic Programming dan lainnya, seseorang bisa menerima informasi/opini dari orang lain ketika orang sudah merasa "nyaman" dengan sang pemberi informasi dan terakui otoritasnya. Atau dengan kata lain, seseorang bisa menerima opini dari orang lain ketika dia sudah terjadi "trust" dan "terhubung" fikiran diantara mereka.

Baik mari kita simak satu demi satu,

1. Trust
Misalkan hari ini anda mendapatkan kabar bahwa ada virus dengan "WXY" yang mematikan kini telah menyebar di Indonesia dari tukang ojek di pinggir jalan,maka bisa dipastikan bahwa anda tidak akan percaya begitu saja.

Akan tetapi ketika yang menyampaikan adalah seorang pakar kesehatan atau dokter yang sudah anda terakui keahliannya barulah anda mempercayainya.


Nilai Trust diri anda kepada Tukang Becak dengan nilai Trust diri anda kepada Pakar Kesehatan tentu berbeda. Hal ini disebabkan bahwa ada "label" otoritas/kemampuan yang anda yakini pada bidang tersebut.

Akan tetapi ketika anda ingin mengetahui suatu jalan di pelosok desa mungkin anda akan lebih percaya kepada Tukang Becak daripada Dokter. Karena letak otoritasnya berbeda.

Oleh karena itu, ketika anda ingin menyampaikan suatu opini kepada orang lain, apakah anda sudah memiliki otoritas yang cukup dipandang oleh lawan bicara anda untuk membahas opini tersebut?
ini menjadi renungan buat kita bersama sebelum kita mengeluarkan opini kepada lawan bicara kita


2. Connectiveness
Anda baru saja turun dari kereta atau alat transportasi umum lainnya kemudian ketika anda melangkah tiba-tiba datang lawan jenis yang belum pernah anda kenal sebelumnya, menghampiri diri anda lalu mengajak anda untuk menikah.

Pertanyaannya adalah apakah anda mau menerima tawaran orang terebut?
Bisa dipastikan anda akan menolak atau bisa jadi anda akan menampar dia karena anda anggap TIDAK SOPAN.


Mungkin akan berbeda jawabannya jika yang mengajak anda menikah adalah orang yang sudah dekat dengan diri anda.

Hal ini disebabkan Orang pertama yang baru anda kenal belum pernah memiliki "keterhubungan" dengan diri anda. Anda belum mengenal dengan dirinya. Ketidakadanya keterhubungan ketika berkomunikasi mengakibatkan belum adanya Trust yang berkembang. Tidak adanya trust ini yang membuat anda kesulitan untuk menerima opini/sugesti dari mereka yang belum memiliki "keterhubungan fikiran" dengan diri anda.

Keterhubungan/sambungan fikiran sangat penting dalam proses komunikasi. Karena semakin kuat sambungan atau  "Jembatan Fikiran" (istilah yang saya sampaikan kepada Peserta dalam QuantumPersuasionTraining) antara diri anda dengan lawan bicara anda maka semakin cepat opini/sugesti yang anda sampaikan akan diterima oleh mereka.

Mungkin itu sebabnya seperti pada kisah Bapak/Ibu Dewan yang sedang duduk di Senayan; ketika mereka belum memiliki keterhubungan dengan rakyat Indonesia yang cukup kuat maka ketika mereka belum memiliki "otoritas" yang dipandang oleh rakyat negara ini maka suatu hal yang normal ketika  rakyat mempertanyakan opini yang mereka gulirkan.

Terlebih lagi ketika "keterhubungan" dan "otoritas" wakil rakyat dimata masyarakat kini semakin pudar. Bisa jadi ini lantaran sebagian rakyat sudah gerah dengan para wakil rakyat yang terkesan NATO (No Action Talk Only), Tidak Beretika (Ngomong kok sembarangan) serta aksi-aksi Dewan Terhormat lainnya yang menghancurkan Kehormatan mereka sendiri.

Akan tetapi saya tidak menafikkan banyaknya Anggota Dewan yang begitu berjasa berjuang untuk membela kepentingan public. Sayangnya mereka yang hanya mementingkan "egonya" semata inilah yang lebih terekspos dan menghancurkan citra mereka jadinya

Problematika yang terjadi di parlemen ini menjadi "Hikmah" buat kita bersama. Terutama akan pentingnya komunikasi.

Kita secara tidak langsung telah diingatkan kembali, tatkala Otoritas dan Connectiveness yang kita miliki belum kuat dengan lawan bicara kita, maka opini yang kita sampaikan pun akan juga sulit untuk diterima oleh mereka. Karena opini baru bisa diterima ketika seseorang sudah memiliki keterhubungan yang cukup baik dengan diri kita dan mereka telah menganggap bahwa kita telah memiliki otoritas yang layak yang melahirkan Trust ketika kita menyampaikan opini tersebut.

Semoga artikel sederhana ini memberikan manfaat buat kita bersama

Sebelum anda memutuskan tertarik dengan Materi Komunikasi kami tentang QuantumPersuasion ini, mungkin ada baiknya anda menghubungi kami SEKARANG  via email di asetiawann@gmail.com untuk mendapatkan EBook QuantumPersuasion Gratis  dari kami


Salam berbebagi senantiasa


Iwan Ketan

0 komentar:

Template by : kendhin x-template.blogspot.com
Modified by : Iwan Ketan |Smiletrainer.blogspot.com